Kisah Cintaku | Rohana br Sembiring
Hallo,, selamat malam,, berjumpa lagi dengan saya peri berutu admin di blog ini,, dikali ini saya akan menceritakan pengalaman cinta biasa kepada anda semua :')
Saya adalah anak pertama dari lima bersaudara yang lahir dari sebuah keluarga sederhana dan tinggal di pedesaan. Nama lengkap saya Peri Apontus Berutu, dengan tanggal kelahiran 15 Juni 1997 (tepatnya saya berumur 22 tahun 2 bulan 27 hari saat sedang menulis artikel ini). Saya lahir dan dibesarkan tepatnya di desa Ulumerah kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara. Desa yang masih tertinggal dengan sejuta kenangan indah dan tersimpan pemandangan alam yang luar biasa menyejukkan. Rimbunnya pepohonan plus dikelilingi lekukan-lekukan pegunungan membuat desa ini terasa dingin apalagi ketika sudah malam,, wah,, rasanya tidur dengan dua selimut pun seperti masih kurang.
Saya besar dan memperoleh ilmu pengetahuan di desa ini. Dari awal masuk SD hingga tamat SMA saya bersekolah disini. Inilah kisah cinta saya ^_^
Jujur selama sekolah menghabiskan waktu 12 tahun bolak balik jalan kaki, sekalipun saya tidak pernah dekat dengan cewek manapun. Tamat SD dan memulai kisah remaja saat memasuki kawasan SMP saya memang pernah menyukai seorang wanita satu lokal satu angkatan. Namun sayangnya saya dan dia malah satu marga (alias turang dalam pertuturan) artinya dalam budaya kami sesama marga itu tidak boleh menikah. Akhirnya yang bisa saya lakukan hanyalah menatapnya dan selalu menatapnya dari kejauhan.
Saya adalah sosok yang pemalu.
Jujur saya sendiri tak tahu kenapa jadi sosok yang seperti ini. Mungkin bisa saja faktor gen atau karena lingkungan tempat tinggal. Tapi satu hal kuketahui bahwa ayahku juga adalah dulu sosok yang agak pendiam / pemalu (ibuku pernah menceritakan ini) hingga akhirnya mungkin sekarang sifat itu diteruskan olehku.
Diriku yang seperti ini sangat mempengaruhi kehidupanku termasuk kisah cinta didalamnya. Mungkin itulah salah satu penyebabnya hingga akhirnya aku tidak pernah punya pacar selama sekolah. Yah,, karena bagaimana mungkin bisa punya pacar,, ngobrol singkat saja dengan seorang wanita rasanya mau jatuh dan gemetaran. Pernah dulu sekali (ketika masih SMP) wanita satu marga yang kusukai ini menanyakan sesuatu padaku,, tiba-tiba aja badanku gemetaran,, mulutku ikut bergetar jadinya aku susah ngomong,,, dan akhirnya jawaban yang kuberikan malah salah :(
Perjalanan yang sebenarnya dimulai..
Juli 2015 (4 tahun silam) awal kehidupanku yang berubah drastis. Itu adalah saat-saat aku harus berpisah dengan keluarga tercinta demi melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Ibuku sampai harus menangis karena kepergianku. Univeritas Samudra, Kota Langsa, Aceh adalah tempat tujuanku. Di kota itulah akhirnya aku bertemu dengan dia :)
Awal mengenal dia
Sekalipun tak pernah terlintas difikiranku dulu bahwa akhirnya aku akan jatuh cinta dan berpacaran dengan dia. Kami memang satu fakultas satu jurusan dan satu lokal namun mulai dari saat pertama kali masuk awal september 2015 hingga 2,5 tahun selanjutanya kami jarang ngobrol bahkan meski sekedar menyapa pun bisa dikatakan hampir tidak pernah. Aku tahu dia dan diapun mungkin tau aku, namun hanya sekedarnya saja sebagai teman satu lokal.
Dua setengah tahun berlalu tak ada hal-hal yang spesial kulalui dengannya. Aku kuliah dan diapun kuliah. Datang dan pulang layaknya mahasiswa biasa. Jika kebetulan saling berpapasan di depan pintu aku hanya senyum biasa layaknya sapaan kecil seperti yang kulakukan dengan teman-teman lainnya.
Kisah dengannya pun dimulai
Awal tahun 2018 yang pada waktu itu memasuki perkuliahan semeter lima, aku mulai akrab dengan teman satu kos dulu Michael Sembiring. Dan kebetulan temanku ini satu marga dengan sosok dia. Nah tentunya memiliki teman akrab baru membuat keseharianku pun sedikit berubah. Temanku ini tipe orang yang sangat aktif (maksudnya selalu bergaul keluar dengan teman-teman sekitar) dan pernah pada suatu kali aku dimintai tolong untuk mengawaninya ke kota. Namun tiba-tiba keretanya langsung berbelok masuk pintu gerbang depan kos si dia. Sontak aku terkejut dan hanya bisa pasrah mengkikuti ajakannya yang ternyata makan masakan yang telah dibuat si dia di kosnya.
Dari sinilah awal aku mulai memperhatikan dia. Banyak kisah yang terjadi setelah ini. Dan dari sini jugalah awal persahabatan kami ber-enam terbentuk yang memulai kisah cinta masing-masing :
Saya adalah anak pertama dari lima bersaudara yang lahir dari sebuah keluarga sederhana dan tinggal di pedesaan. Nama lengkap saya Peri Apontus Berutu, dengan tanggal kelahiran 15 Juni 1997 (tepatnya saya berumur 22 tahun 2 bulan 27 hari saat sedang menulis artikel ini). Saya lahir dan dibesarkan tepatnya di desa Ulumerah kabupaten Pakpak Bharat Sumatera Utara. Desa yang masih tertinggal dengan sejuta kenangan indah dan tersimpan pemandangan alam yang luar biasa menyejukkan. Rimbunnya pepohonan plus dikelilingi lekukan-lekukan pegunungan membuat desa ini terasa dingin apalagi ketika sudah malam,, wah,, rasanya tidur dengan dua selimut pun seperti masih kurang.
Saya besar dan memperoleh ilmu pengetahuan di desa ini. Dari awal masuk SD hingga tamat SMA saya bersekolah disini. Inilah kisah cinta saya ^_^
Jujur selama sekolah menghabiskan waktu 12 tahun bolak balik jalan kaki, sekalipun saya tidak pernah dekat dengan cewek manapun. Tamat SD dan memulai kisah remaja saat memasuki kawasan SMP saya memang pernah menyukai seorang wanita satu lokal satu angkatan. Namun sayangnya saya dan dia malah satu marga (alias turang dalam pertuturan) artinya dalam budaya kami sesama marga itu tidak boleh menikah. Akhirnya yang bisa saya lakukan hanyalah menatapnya dan selalu menatapnya dari kejauhan.
Saya adalah sosok yang pemalu.
Jujur saya sendiri tak tahu kenapa jadi sosok yang seperti ini. Mungkin bisa saja faktor gen atau karena lingkungan tempat tinggal. Tapi satu hal kuketahui bahwa ayahku juga adalah dulu sosok yang agak pendiam / pemalu (ibuku pernah menceritakan ini) hingga akhirnya mungkin sekarang sifat itu diteruskan olehku.
Diriku yang seperti ini sangat mempengaruhi kehidupanku termasuk kisah cinta didalamnya. Mungkin itulah salah satu penyebabnya hingga akhirnya aku tidak pernah punya pacar selama sekolah. Yah,, karena bagaimana mungkin bisa punya pacar,, ngobrol singkat saja dengan seorang wanita rasanya mau jatuh dan gemetaran. Pernah dulu sekali (ketika masih SMP) wanita satu marga yang kusukai ini menanyakan sesuatu padaku,, tiba-tiba aja badanku gemetaran,, mulutku ikut bergetar jadinya aku susah ngomong,,, dan akhirnya jawaban yang kuberikan malah salah :(
Perjalanan yang sebenarnya dimulai..
Juli 2015 (4 tahun silam) awal kehidupanku yang berubah drastis. Itu adalah saat-saat aku harus berpisah dengan keluarga tercinta demi melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Ibuku sampai harus menangis karena kepergianku. Univeritas Samudra, Kota Langsa, Aceh adalah tempat tujuanku. Di kota itulah akhirnya aku bertemu dengan dia :)
Awal mengenal dia
Sekalipun tak pernah terlintas difikiranku dulu bahwa akhirnya aku akan jatuh cinta dan berpacaran dengan dia. Kami memang satu fakultas satu jurusan dan satu lokal namun mulai dari saat pertama kali masuk awal september 2015 hingga 2,5 tahun selanjutanya kami jarang ngobrol bahkan meski sekedar menyapa pun bisa dikatakan hampir tidak pernah. Aku tahu dia dan diapun mungkin tau aku, namun hanya sekedarnya saja sebagai teman satu lokal.
Dua setengah tahun berlalu tak ada hal-hal yang spesial kulalui dengannya. Aku kuliah dan diapun kuliah. Datang dan pulang layaknya mahasiswa biasa. Jika kebetulan saling berpapasan di depan pintu aku hanya senyum biasa layaknya sapaan kecil seperti yang kulakukan dengan teman-teman lainnya.
Kisah dengannya pun dimulai
Awal tahun 2018 yang pada waktu itu memasuki perkuliahan semeter lima, aku mulai akrab dengan teman satu kos dulu Michael Sembiring. Dan kebetulan temanku ini satu marga dengan sosok dia. Nah tentunya memiliki teman akrab baru membuat keseharianku pun sedikit berubah. Temanku ini tipe orang yang sangat aktif (maksudnya selalu bergaul keluar dengan teman-teman sekitar) dan pernah pada suatu kali aku dimintai tolong untuk mengawaninya ke kota. Namun tiba-tiba keretanya langsung berbelok masuk pintu gerbang depan kos si dia. Sontak aku terkejut dan hanya bisa pasrah mengkikuti ajakannya yang ternyata makan masakan yang telah dibuat si dia di kosnya.
Dari sinilah awal aku mulai memperhatikan dia. Banyak kisah yang terjadi setelah ini. Dan dari sini jugalah awal persahabatan kami ber-enam terbentuk yang memulai kisah cinta masing-masing :
- Peri Apontus Berutu
- Rohana br Sembiring
- Michael Sembiring
- Dewi Sijabat
- Maranda Parangin-angin
- Nyensah Sihotang
Sebelum memasuki libur semester enam dulu pada waktu itu sehabis pulang gereja kami sepakat secara tiba-tiba jalan-jalan ke hutan lindung ber-enam. Sebenarnya aku dalam keadaan terpaksa karena memang tipeku malas keluar kemana-mana. Namun karena ajakan maut itulah akhirnya aku mau dan akupun akhirnya berboncengan dengan dia layaknya pasangan :)
Sampailah di hutan lindung dan mulai berkeliling. Yang kulakukan pada saat itu bukanlah untuk menikmati pemandangannya namun memperhatikannya selalu meskipun itu diam-diam. Kupandangi dia selalu saat membelakangiku namun saat berbalik menghadapku seolah-olah aku cuek. Aku selalu diam saja dan mengikuti arahnya pergi. Dia yang selalu tertawa dan ceria membuatku semakin penasaran dengan dia. 'Sepertinya ada sesuatu yang berbeda dari wanita ini' dalam fikiranku.
Sepulang dari hutan lindung kami langsung lanjut sepakat ke perbatasan makan jagung bakar. Kami nongkrong dan ngobrol sampai malam dan tiba saatnya pulang. Aku dan dia masih satu kreta boncengan. Di perjalanan aku sama sekali membisu tak tahu mau ngomong apa. Sebenarnya pengen banget ngobrol sama dia mendengarkan tawa dan ceritanya. Namun aku tak berani ngomong duluan dan dia pun hanya berdiam saja. Akhirnya aku bernyanyi-nyanyi diperjalanan sampai ke kos. Diapun mengucapkan terima kasih dan langsung masuk ke kos.
'Tahu ngga kamu sebenarnya aku masih pengen berlama-lama denganmu dan berencana mengajakmu keluar' kupendam dalam hati.
Kisah berlanjut
Libur semester enam pada bulan juni 2018 kami ber-enam jalan-jalan sebelum balik ke kampung masing-masing. Perjalanan kami mulai dari mengunjungi rumah dia (Rohana br Sembiring) di binjai selama 1 hari dua malam lalu lanjut ke medan ke rumah teman yang lain (Michael Sembiring) lalu rencana dadakan lanjut lagi ke rumah Dewi Sijabat di Tarutung. Pulang dari Tarutung balik lagi ke Medan ke rumah Michael Sembiring dan siangnya lanjut jalan-jalan ke danau Linting, ke gua Emas, dan ke air terjun Sibolangit.
Namun diperjalanan pulang dari Sibolangit musibah pun terjadi. Si dia yang nyetir kereta sendiri mengalami kecelakaan. Aku benar-benar panik. Aku memang ngga lagi berboncengan dengan dia dan saat kejadian dia nyetir paling depan. Saat ditanyain kenapa, dia bilang ngga kenapa-kenapa, karena awalnya aku memang ngga tahu kalo dia kecelakaan, namun saat kereta berjalan beberapa menit sontak aku langsung di belakangnya dan kulihat wajahnya udah bercucuran darah.
Aku langsung panik. Jantung deg-degan kencang. Kuberhentikan Michael seketika dan memberitahunya dan langsung kami bawa ke bidan terdekat.
Disitu aku benar-benar syok. Badanku gemetaran takut kenapa-kenapa. Aku merasa sangat bersalah. Harusnya kuperhatikan dia. Kujaga dia. Kulindungi dia. Tak kubiarkan sedikitpun terluka. Karena dia yang selama ini disampingku hingga akupun merasa bertanggung jawab penuh akan dia (ibaratkan seperti istri sendiri). Sontak terlintas dalam fikiranku 'dari sini aku akan melakukan apapun untuk dia, segala permintaanya akan kukabulkan apapun itu' dengan linangan air mata kecil.
Sepulangnya ke rumah akupun selalu memperhatikan dia. Namun kulakukan diam-diam. Bagaimanapun juga aku ini bukanlah siapa-siapanya. Hanya sekedar teman biasa. Karena kutahu diapun sebenarnya sudah memiliki pacar disana.
Esok harinya tanpa basa-basi langsung kuantar dia pulang ke rumahnya di binjai. Kami hanya bertiga bersama Michael karena teman yang lainpun sudah pulang ke rumah masing-masing. Diperjalanan aku sangat takut. 'Apa yang harus kukatakan pada orang tuanya' dalam fikiranku. Karena sebelumnya aku membawanya dalam keadaan utuh sehat sempurna layaknya bidadariku sementara itu saat kukembalikan sudah dengan goresan luka. Tentunya ini semua salahku.
Sampai di rumah akupun gemetaran tak berani ngomong. Orang tuanya hampir menangis mendengar kabar itu. Sontak aku serasa mau pingsan sangking takutnya. Ribuan kemungkinan membanjiri pikiranku. 'Apapun yang terjadi aku siap menerima resikonya' dalam benakku. Namun tak terjadi apa-apa. Orang tuanya hanya menawari kami untuk singgah. Kami hanya mengangguk dan langsung pamit pulang. Kusalam bapak itu. Kusalam ibu itu. Kulambaikan tanganku padanya. Kami pun pulang.
Keesokan harinya aku pamit dan balik ke kampungku juga.
Ingin menjauh
Aku sadar apa yang kulakukan ini sebenarnya berlebihan. Aku ini bukanlah siapa-siapa. Terlebih lagi dia juga sudah memiliki pacar. Aku ngga boleh mengganggu hubungan orang lain. Cukuplah kisah kemarin yang terakhir kalinya. Pergi menjauh.
Untuk terakhir kalinya kuperhatikan dia melalui bertukar pesan. 'Segeralah obati lukanya dan tolong foto yang kemarin dikirim yah' kataku. Setidaknya foto itu menjadi saksi atas kisah yang telah dilalui bersama. Berhenti menghubunginya.
Musim liburan pun telah usai. Juli 2018 kembali memasuki perkuliahan dan kebetulan di bulan juli ini kami seangkatan 15 melakukan KKN. Aku dan dia melakukan KKN di tempat yang berbeda. Jaraknya cukup jauh. 'Syukurlah' dalam hatiku. Tak bisa kubayangkan jika seandainya kami dekat karena sampai detik kemarin pun aku tetap memikirkannya.
Aku sibuk dengan program kerjaku dan sepertinya pun perlahan aku mulai bisa tak selalu memikirkannya. Dan meskipun sebenarnya kadang sesekali terbayang-bayang. Kebetulan dulu berkesempatan juga bertemu dengannya namun aku tetap bersikap biasa seolah-olah tak pernah ada kisah yang terjadi.
Seusai KKN dan memasuki perkuliahan biasa aku semakin ingin menjauh darinya. Aku tahu sebenarnya dia ada rasa dan akupun ngga bisa membohongi hatiku yang perlahan-lahan mulai terbuka untuknya. Namun keadanlah yang membuat aku harus menjauh darinya. Keadaan dimana dia sudah memiliki pacar dan akunya juga tak siap pacaran. Melihat sikapku yang cuek aku tahu membuatnya merasa begitu tersiksa dan perlahan dia pun memutuskan untuk melupakanku juga. Aku tahu itu dari berbagai kode dan postingan yang dishare di berbagai media sosial. Meskipun nyatanya ingin menjauh tapi diriku tetap kepo akan kesehariannya di media sosial.
Kisah ini terus berlanjut hingga 9 bulan ke depan. Dia yang berusaha melupakanku dan akupun berusaha menjauh.
Perasaan aneh
Seminggu sebelum kepergiannya meninggalkan kota Langsa (karena dia yang memang sudah wisuda duluan akhir april 2019) dia mintai tolong padaku mengantarkannya pulang ke binjai. Sebenarnya aku agak berat karena hal itu pastinya akan melanjutkan kisah yang lama terulang lagi. Namun inilah yang terakhir kalinya dalam fikiranku hingga akhirnya aku mau.
18 Mei 2019 tiba saatnya namun tak disangka-sangka teman-teman yang lain pun ikut dan kami akhirnya gerombolan ber-enam ke rumahnya seperti dahulu kala. Tiba di rumahnya kami istirahat dan keesokan harinya memulai kisah lain memutuskan jalan-jalan ke Berastagi. Banyak hal yang kami lakukan disana, foto-foto, hingga sampai ke air terjun Sipiso-Piso Merek. Malamnya kami balik dan diperjalanan dia mulai bercerita. Kudengarkan, kudengarkan, dan kudengarkan. Entah kenapa aku hanyut didalamnya seakan-akan tak mau berhenti dan ingin terus mendengarkan ceritanya.
Tiba-tiba aku merasa sesuatu yang lain dalam hatiku. Perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tiba-tiba saja hatiku mengatakan 'kau tak boleh kehilangan wanita ini, kejar dia, dapatkanlah dia, tak ada kesempatan yang lain'. Sontak mulutku berkata 'aku menyukaimu' dan aku langsung diam merasa malu. Karena kata-kata itu muncul begitu saja. Diapun diam saja setelah mendengarnya dan akhirnya tak ada cerita lagi hingga sampai ke rumah.
Keesokan harinya kami pulang. Kami pamit dan akupun diantarnya sampai binjai. Setibanya di lapangan merdeka binjai aku hanya ingin selalu di dekatnya duduk-duduk bersama dan selalu disampingnya. Kami harus menunggu selama 3 jam lagi sebelum akhirnya bersama-sama balik ke Langsa (Maranda, Aku, Michael, Dewi). Maranda yang pada saat itu memang sedang mengantar Nyensah ke Medan, terpaksa kami harus menunggu lagi.
Aku benar-benar tak ingin berpisah dengannya. Disaat itu aku selalu berusaha menyentuhnya, membelainya, dan memeluknya. Namun apa daya waktu berlalu begitu cepat dan tibalah akhirnya untuk berpisah. Kupegang tangannya berjalan bersama ke parkiran. Tanpa basa-basi entah apa yang ada difikirannya dia langsung tancap gas meninggalkanku. Aku hanya bisa senyum menatap kepergiannya jauh semakin menjauh meski hati ini tak terima. Akhirnya kamipun berpisah. Aku ke Langsa sementara dia ke pulang rumahnya.
Tak terbendung lagi
Semakin hari perasaanku semakin kian menjadi. Meluap-luap tak terukur seluas samudra tak tertahankan. Hari-hariku selalu memikirkannya. Di dalam hatiku hanya ada dirinya. Kuingin memilikinya. Tiba lah saatnya malam ditanggal 22 mei 2019 akupun mengungkapkan perasaanku padanya. Tanganku bergetar saat menulis untaian kata demi kata curahan hatiku. Dan selesai. Aku deg-degan menunggu jawaban darinya. Selang beberapa menit diapun membalasnya dan akhirnya..... jeng... jeng... aku harus menunggu jawaban pastinya di esok hari. Aku sempat drop. Susah tidur semalaman.
Saat siang tiba dikeesokan harinya dia tiba-tiba menelponku. Aku deg-degan. Spontan langsung lari ke lantai tempat kosku. Perlahan aku mengatur nafas lalu kuangkat telfon darinya. Aku tak mampu berkata-kata. Pikiranku benar-benar blank. Inilah yang pertama kali bagiku.
Perlahan suaranya mulai kedengaran. Aku tak bisa mengatakan kalimat lain selain 'bagaimana jawabanmu?' namun bukan jawaban yang diberikan tapi pertanyaan kenapa tiba-tiba nembak aku. Akupun tau dia pasti bingung dan ingin mendengarkan jawaban jelas dariku. Tapi akunya benar-benar gugup dan fikiranku blank perlahan-lahan diam membisu kuputuskan menutup telfonnya. Aku malu pada diri sendiri. Aku benar-benar seorang pengecut. Hanya bisa pasrah. Namun mujizat Tuhan berkata lain. Dia membalas chatku dan memberikan jawaban pasti 'Aku Menerima Cintamu'.
Sontak aku lompat-lompat kegirangan seakan tak percaya atas apa yang terjadi. Seakan seperti mimpi bahwa aku telah memilikinya. Dari lantai tiga aku kembali masuk ke kamar dengan senyum lebar luar biasa. Rasanya akulah mahluk paling bahagia di dunia ini pada hari itu.
Kisah Cintaku Dengannya
23 Mei 2019
'Aku menyayangimu sayang 'Rohana br Sembiring' semoga selamanya kita sampai nikah'
Demikianlah kisah cintaku dan semoga apa yang kutulis ini menginspirasi kalian semua bahwa kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya termasuk bagaimana kisah cinta didalamnya dan seperti apa jodohmu. Tetap jalanilah hidup seperti biasa seperti bagaimana yang kau pandang baik karena jodoh itu merupakan cerminan seperti apa dirimu.
Terima kasih
Sampailah di hutan lindung dan mulai berkeliling. Yang kulakukan pada saat itu bukanlah untuk menikmati pemandangannya namun memperhatikannya selalu meskipun itu diam-diam. Kupandangi dia selalu saat membelakangiku namun saat berbalik menghadapku seolah-olah aku cuek. Aku selalu diam saja dan mengikuti arahnya pergi. Dia yang selalu tertawa dan ceria membuatku semakin penasaran dengan dia. 'Sepertinya ada sesuatu yang berbeda dari wanita ini' dalam fikiranku.
Sepulang dari hutan lindung kami langsung lanjut sepakat ke perbatasan makan jagung bakar. Kami nongkrong dan ngobrol sampai malam dan tiba saatnya pulang. Aku dan dia masih satu kreta boncengan. Di perjalanan aku sama sekali membisu tak tahu mau ngomong apa. Sebenarnya pengen banget ngobrol sama dia mendengarkan tawa dan ceritanya. Namun aku tak berani ngomong duluan dan dia pun hanya berdiam saja. Akhirnya aku bernyanyi-nyanyi diperjalanan sampai ke kos. Diapun mengucapkan terima kasih dan langsung masuk ke kos.
'Tahu ngga kamu sebenarnya aku masih pengen berlama-lama denganmu dan berencana mengajakmu keluar' kupendam dalam hati.
Kisah berlanjut
Libur semester enam pada bulan juni 2018 kami ber-enam jalan-jalan sebelum balik ke kampung masing-masing. Perjalanan kami mulai dari mengunjungi rumah dia (Rohana br Sembiring) di binjai selama 1 hari dua malam lalu lanjut ke medan ke rumah teman yang lain (Michael Sembiring) lalu rencana dadakan lanjut lagi ke rumah Dewi Sijabat di Tarutung. Pulang dari Tarutung balik lagi ke Medan ke rumah Michael Sembiring dan siangnya lanjut jalan-jalan ke danau Linting, ke gua Emas, dan ke air terjun Sibolangit.
Namun diperjalanan pulang dari Sibolangit musibah pun terjadi. Si dia yang nyetir kereta sendiri mengalami kecelakaan. Aku benar-benar panik. Aku memang ngga lagi berboncengan dengan dia dan saat kejadian dia nyetir paling depan. Saat ditanyain kenapa, dia bilang ngga kenapa-kenapa, karena awalnya aku memang ngga tahu kalo dia kecelakaan, namun saat kereta berjalan beberapa menit sontak aku langsung di belakangnya dan kulihat wajahnya udah bercucuran darah.
Aku langsung panik. Jantung deg-degan kencang. Kuberhentikan Michael seketika dan memberitahunya dan langsung kami bawa ke bidan terdekat.
Disitu aku benar-benar syok. Badanku gemetaran takut kenapa-kenapa. Aku merasa sangat bersalah. Harusnya kuperhatikan dia. Kujaga dia. Kulindungi dia. Tak kubiarkan sedikitpun terluka. Karena dia yang selama ini disampingku hingga akupun merasa bertanggung jawab penuh akan dia (ibaratkan seperti istri sendiri). Sontak terlintas dalam fikiranku 'dari sini aku akan melakukan apapun untuk dia, segala permintaanya akan kukabulkan apapun itu' dengan linangan air mata kecil.
Sepulangnya ke rumah akupun selalu memperhatikan dia. Namun kulakukan diam-diam. Bagaimanapun juga aku ini bukanlah siapa-siapanya. Hanya sekedar teman biasa. Karena kutahu diapun sebenarnya sudah memiliki pacar disana.
Esok harinya tanpa basa-basi langsung kuantar dia pulang ke rumahnya di binjai. Kami hanya bertiga bersama Michael karena teman yang lainpun sudah pulang ke rumah masing-masing. Diperjalanan aku sangat takut. 'Apa yang harus kukatakan pada orang tuanya' dalam fikiranku. Karena sebelumnya aku membawanya dalam keadaan utuh sehat sempurna layaknya bidadariku sementara itu saat kukembalikan sudah dengan goresan luka. Tentunya ini semua salahku.
Sampai di rumah akupun gemetaran tak berani ngomong. Orang tuanya hampir menangis mendengar kabar itu. Sontak aku serasa mau pingsan sangking takutnya. Ribuan kemungkinan membanjiri pikiranku. 'Apapun yang terjadi aku siap menerima resikonya' dalam benakku. Namun tak terjadi apa-apa. Orang tuanya hanya menawari kami untuk singgah. Kami hanya mengangguk dan langsung pamit pulang. Kusalam bapak itu. Kusalam ibu itu. Kulambaikan tanganku padanya. Kami pun pulang.
Keesokan harinya aku pamit dan balik ke kampungku juga.
Ingin menjauh
Aku sadar apa yang kulakukan ini sebenarnya berlebihan. Aku ini bukanlah siapa-siapa. Terlebih lagi dia juga sudah memiliki pacar. Aku ngga boleh mengganggu hubungan orang lain. Cukuplah kisah kemarin yang terakhir kalinya. Pergi menjauh.
Untuk terakhir kalinya kuperhatikan dia melalui bertukar pesan. 'Segeralah obati lukanya dan tolong foto yang kemarin dikirim yah' kataku. Setidaknya foto itu menjadi saksi atas kisah yang telah dilalui bersama. Berhenti menghubunginya.
Musim liburan pun telah usai. Juli 2018 kembali memasuki perkuliahan dan kebetulan di bulan juli ini kami seangkatan 15 melakukan KKN. Aku dan dia melakukan KKN di tempat yang berbeda. Jaraknya cukup jauh. 'Syukurlah' dalam hatiku. Tak bisa kubayangkan jika seandainya kami dekat karena sampai detik kemarin pun aku tetap memikirkannya.
Aku sibuk dengan program kerjaku dan sepertinya pun perlahan aku mulai bisa tak selalu memikirkannya. Dan meskipun sebenarnya kadang sesekali terbayang-bayang. Kebetulan dulu berkesempatan juga bertemu dengannya namun aku tetap bersikap biasa seolah-olah tak pernah ada kisah yang terjadi.
Seusai KKN dan memasuki perkuliahan biasa aku semakin ingin menjauh darinya. Aku tahu sebenarnya dia ada rasa dan akupun ngga bisa membohongi hatiku yang perlahan-lahan mulai terbuka untuknya. Namun keadanlah yang membuat aku harus menjauh darinya. Keadaan dimana dia sudah memiliki pacar dan akunya juga tak siap pacaran. Melihat sikapku yang cuek aku tahu membuatnya merasa begitu tersiksa dan perlahan dia pun memutuskan untuk melupakanku juga. Aku tahu itu dari berbagai kode dan postingan yang dishare di berbagai media sosial. Meskipun nyatanya ingin menjauh tapi diriku tetap kepo akan kesehariannya di media sosial.
Kisah ini terus berlanjut hingga 9 bulan ke depan. Dia yang berusaha melupakanku dan akupun berusaha menjauh.
Perasaan aneh
Seminggu sebelum kepergiannya meninggalkan kota Langsa (karena dia yang memang sudah wisuda duluan akhir april 2019) dia mintai tolong padaku mengantarkannya pulang ke binjai. Sebenarnya aku agak berat karena hal itu pastinya akan melanjutkan kisah yang lama terulang lagi. Namun inilah yang terakhir kalinya dalam fikiranku hingga akhirnya aku mau.
18 Mei 2019 tiba saatnya namun tak disangka-sangka teman-teman yang lain pun ikut dan kami akhirnya gerombolan ber-enam ke rumahnya seperti dahulu kala. Tiba di rumahnya kami istirahat dan keesokan harinya memulai kisah lain memutuskan jalan-jalan ke Berastagi. Banyak hal yang kami lakukan disana, foto-foto, hingga sampai ke air terjun Sipiso-Piso Merek. Malamnya kami balik dan diperjalanan dia mulai bercerita. Kudengarkan, kudengarkan, dan kudengarkan. Entah kenapa aku hanyut didalamnya seakan-akan tak mau berhenti dan ingin terus mendengarkan ceritanya.
Tiba-tiba aku merasa sesuatu yang lain dalam hatiku. Perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Tiba-tiba saja hatiku mengatakan 'kau tak boleh kehilangan wanita ini, kejar dia, dapatkanlah dia, tak ada kesempatan yang lain'. Sontak mulutku berkata 'aku menyukaimu' dan aku langsung diam merasa malu. Karena kata-kata itu muncul begitu saja. Diapun diam saja setelah mendengarnya dan akhirnya tak ada cerita lagi hingga sampai ke rumah.
Keesokan harinya kami pulang. Kami pamit dan akupun diantarnya sampai binjai. Setibanya di lapangan merdeka binjai aku hanya ingin selalu di dekatnya duduk-duduk bersama dan selalu disampingnya. Kami harus menunggu selama 3 jam lagi sebelum akhirnya bersama-sama balik ke Langsa (Maranda, Aku, Michael, Dewi). Maranda yang pada saat itu memang sedang mengantar Nyensah ke Medan, terpaksa kami harus menunggu lagi.
Aku benar-benar tak ingin berpisah dengannya. Disaat itu aku selalu berusaha menyentuhnya, membelainya, dan memeluknya. Namun apa daya waktu berlalu begitu cepat dan tibalah akhirnya untuk berpisah. Kupegang tangannya berjalan bersama ke parkiran. Tanpa basa-basi entah apa yang ada difikirannya dia langsung tancap gas meninggalkanku. Aku hanya bisa senyum menatap kepergiannya jauh semakin menjauh meski hati ini tak terima. Akhirnya kamipun berpisah. Aku ke Langsa sementara dia ke pulang rumahnya.
Tak terbendung lagi
Semakin hari perasaanku semakin kian menjadi. Meluap-luap tak terukur seluas samudra tak tertahankan. Hari-hariku selalu memikirkannya. Di dalam hatiku hanya ada dirinya. Kuingin memilikinya. Tiba lah saatnya malam ditanggal 22 mei 2019 akupun mengungkapkan perasaanku padanya. Tanganku bergetar saat menulis untaian kata demi kata curahan hatiku. Dan selesai. Aku deg-degan menunggu jawaban darinya. Selang beberapa menit diapun membalasnya dan akhirnya..... jeng... jeng... aku harus menunggu jawaban pastinya di esok hari. Aku sempat drop. Susah tidur semalaman.
Saat siang tiba dikeesokan harinya dia tiba-tiba menelponku. Aku deg-degan. Spontan langsung lari ke lantai tempat kosku. Perlahan aku mengatur nafas lalu kuangkat telfon darinya. Aku tak mampu berkata-kata. Pikiranku benar-benar blank. Inilah yang pertama kali bagiku.
Perlahan suaranya mulai kedengaran. Aku tak bisa mengatakan kalimat lain selain 'bagaimana jawabanmu?' namun bukan jawaban yang diberikan tapi pertanyaan kenapa tiba-tiba nembak aku. Akupun tau dia pasti bingung dan ingin mendengarkan jawaban jelas dariku. Tapi akunya benar-benar gugup dan fikiranku blank perlahan-lahan diam membisu kuputuskan menutup telfonnya. Aku malu pada diri sendiri. Aku benar-benar seorang pengecut. Hanya bisa pasrah. Namun mujizat Tuhan berkata lain. Dia membalas chatku dan memberikan jawaban pasti 'Aku Menerima Cintamu'.
Sontak aku lompat-lompat kegirangan seakan tak percaya atas apa yang terjadi. Seakan seperti mimpi bahwa aku telah memilikinya. Dari lantai tiga aku kembali masuk ke kamar dengan senyum lebar luar biasa. Rasanya akulah mahluk paling bahagia di dunia ini pada hari itu.
Kisah Cintaku Dengannya
23 Mei 2019
'Aku menyayangimu sayang 'Rohana br Sembiring' semoga selamanya kita sampai nikah'
Demikianlah kisah cintaku dan semoga apa yang kutulis ini menginspirasi kalian semua bahwa kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depannya termasuk bagaimana kisah cinta didalamnya dan seperti apa jodohmu. Tetap jalanilah hidup seperti biasa seperti bagaimana yang kau pandang baik karena jodoh itu merupakan cerminan seperti apa dirimu.
Terima kasih
Belum ada Komentar untuk "Kisah Cintaku | Rohana br Sembiring"
Posting Komentar